Malem ini, sekali lagi kita beradu argument tentang sesuatu yang kita pandang dari sudut penilaian kita masing". Aku dan doi, kita memang berbeda. Perbedaan kadang mampu membuat yang satu menjadi hancur. Tapi tidak jika kita mampu mengelola perbedaan tersebut hingga akan muncul suatu keindahan yang mungkin belum pernah dibayangkan sebelumnya.
Sekarang, aku telah bekerja. Sebagai lulusan S3 apalah artinya ijazah yang kumiliki saat ini. Dari aku kecil, aku sangat mendambakan jika kelak aku besar nanti aku akan menjadi anak sukses yang membanggakan orang tua. Yang ada difikiranku hanya aku ingin bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
DOI, dia adalah orang yang paling mengerti aku melebihi diriku sendiri. Sekarang, dia masih melanjutkan pendidikannya. Kita satu angkatan. Dan kita telah berjanji untuk bersama, saling mensuport dan tetap melanjutkan hidup masing" tanpa menghalangi apalagi menentang.
Doi berhak menentukan masa depannya kelak. Dan doi lebih memilih masa depan yang telah dirancang oleh orang tuanya. Meski keinginannya untuk segera bekerja dan menjadikanku halal sangatlah besar, tapi keinginannya untuk memperbaiki hidup dan masa depannya juga sangat penting baginya.
Masalah muncul ketika doi mengirim foto kegiatannya saat seminar. Yang ada difikiranku hanya itu yang kuimpikan!B)
Gk nyangka hati ini terbesit luka. Mengapa aku nggak bisa merasakan saat" itu!? Mengapa aku nggak bisa kuliah seperti yang aku impikan!? Apakah aku tidak layak!?T_T
Tapi yang doi rasakan sebaliknya, doi memang lebih tau bagaimana pahit manis perkuliahan. Doi lebih menginginkan posisiku dan aku menginginkan posisinya. Aku hanya mengungkapkan emosi perasaanku yang terluka dengan tidak mau lagi mendengar cerita tentang kegiatannya disana yang bisa membuatku iri. Tetapi menurutnya justru apa yang doi lakukan selama ini hanya bohong belaka demi kebahagiaan ortunya dan lebih memilih mundur untuk membuatku tidak iri lagi padanya.
Apa salahnya aku?
Maksud dan tujuanku sebenarnya hanya, jika aku tak mampu mendapatkan apa yang aku impikan, itu bukanlah akhir dari semuanya. TOH apa yang aku capai sudah cukup! Aku hanya ingin jangan ada yang menyia-siakan keberuntungan. Bukan sembarang orang dapat merasakan bangku perkuliahan. Aku hanya merasa kasihan pada orang yang beruntung, tapi tidak menyadari keberuntungannya terus dengan sesuka hati menyia-siakannya.
Aku memang bukan orang pintar. Aku masih butuh banyak belajar. Hanya saja mungkin Gusti Allah merasa aku sudah cukup sampai dengan S3 aja. Belajar gak berhenti sampai lulus sekolah aja kan? Tapi selama masih hidup, kita akan terus belajar. Disyukuri aja ah apa yang ditentukan oleh takdir≧﹏≦ Lagipula nikmat Tuhan tiada tara kog!
Tetap berusaha dan apa adanya.
____________________
#iz5_19nov14#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar